Perawatan belimbing di dalam pot agar senantiasa rajin berbuah adalah pada pemupukan dan juga pengendalian hama dan penyakit. Selain itu faktor penting agar belimbing rajin berbuah adalah faktor bibit tanaman. Namun demikian sebenarnya tanaman belimbing termasuk tanaman yang cepat berbuah.
Ada berbagai jenis buah belimbing yang bisa dilakukan penanaman pada pot atau tabulampot antara lain Belimbing dewa, tasik madu, sembiring, kunir, kapur, dan filipina. Jenis belimbing tersebut merupakan jenis belimbing yang cepat dan rajin berbuah.
Langkah Agar Belimbing Dalam Pot Rajin Berbuah
Langkah-langkah agar tanaman belimbing rajin berbuah adalah sebagai berikut:1. Pemupukan Tanaman Belimbing
Pemupukan dilakukan dengan memberikan tambahan pupuk tulang bersama dengan kompos dan pupuk kandang ke dalam media tanam. Pupuk tulang memiliki kandungan fosfor yang tinggi dan sangat berperan dalam proses pembungaan dan pembuahan. Campuran pupuk tersebut diberikan setiap dua bulan sekali hingga munculnya bunga.
Untuk mendapatkan buah dengan rasa yang manis, dapat dilakukan pemupukan NPK 10:20:15 menjelang tanaman berbunga. Yang berdosis 25-50 gram setiap pot. Lakukan pemupukan dengan menggunakan NPK 16:16:16 jika bunga sudah muncul karena berguna bagi pertumbuhan bunga menjadi buah, juga mencegah terjadinya kerontokan. Dosis pemupukan sebanyak 25-50 gram per pot. Aplikasi dilanjutkan saat buah muncul dan setelah panen. Masing-masing aplikasi diberikan sepertiga dari dosis di atas.
2. Lakukan Stres air Pada Tanaman Belimbing
Perlakuan stres air dilakukan dengan tidak memberikan air selama 5-7 hari. Hal ini yang akan memacu tanaman untuk menghasilkan bunga sebagai organ reproduktifnya. Pastikan bahwa kekeringan tidak berada dalam keadaan parah yang bisa menyebabkan tanaman mati. Penyiraman dilakukan jika daun-daun tampak layu. Lakukanlah pemupukan setelah 3-4 minggu perlakuan stress air atau sebelum tanaman berbunga.
3. Pemangkasan atau pruning Belimbing
Pemangkasan dilakukan untuk pembentukan cabang dan memacu pembungaan. Cabang dapat dipertahankan satu cabang utama, 3 cabang primer, dan 9 cabang sekunder. Cabang utama dipertahankan hanya dengan panjang 75-100 cm. Ukuran panjang cabang utama adalah 30-50 cm dan cabang sekunder sepanjang 30-50 cm.
Lakukan pemangkasan hingga tinggi tanaman mencapai bentuk ideal tersebut. Pemangkasan pada cabang sekunder akan menghasilkan tunas-tunas baru sebagai cabang tersier dan akan muncul bersamaan dengan bunga-bunga majemuk bewarna merah yang akan menjadi buah. Pemangkasan terus dilakukan setelah buah dipanen, pangkas ranting secara rutin 1-2 bulan sekali.
4. Repotting atau penggantian Pot
Lakukan repotting 6-12 bulan sekali. Dapat dilakukan juga saat akar-akar tanaman telah muncul ke permukaan media tanam dalam pot, atau jika pertumbuhan tanaman kerdil dan terhambat, dan bunga tidak muncul-muncul.
5. Pemberian Pupuk ZPT
Penambahan ZPT berupa GA3 pada tabulampot belimbing sebagai alternatif pemicu munculnya bunga. GA3 berguna juga untuk meningkatkan jumlah bunga, mencegah kerontokan bunga, berperan dalam pembentukan bunga menjadi buah, serta meningkatkan ukuran dan bobot buah.
Aplikasi ZPT untuk memicu munculnya bunga dapat dilakukan dengan melarutkan 1 hingga 2 ml GA3 dalam satu liter air. Setelah itu, larutan disemprotkan ke tanaman. Jika tanaman mulai berbuah, semprotkan lagi ketika buah berukuran 2 cm, dengan dosis 2 mg setelah penyemprotan pertama dan 2 mg setelah penyemprotan kedua.
6. Penjarangan dan Pembungkusan buah Belimbing
Lakukan penjarangan jika buah sudah muncul agar buahnya tidak terlalu lebat. Lakukan penjarangan saat buah sudah berumur satu bulan setelah muncul bunga. Buah dapat dipertahankan hanya 1-2 buah pada ranting yang berukuran 6-8 mm, sedangkan ranting yang berukuran 10 mm bisa menahan 2-3 buah.
Setelah penjarangan, segera lakukan pembungkusan pada buah menggunakan kertas, plastik, atau pelepah pisang yang sudah kering untuk agar buah terhindar dari serangan hama dan penyakit.
0 comments:
Post a Comment